Teknologi Bisa Tingkatkan Produktivitas Industri Syariah
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan peranan tehnologi sekarang ini benar-benar utama di dalam memberikan dukungan pekerjaan ekonomi serta keuangan syariah di Tanah Air. Menurut dia, tanpa perubahan tehnologi serta infrastruktur suport yang lain karena itu ke-2 hal itu tidak dapat terwujud.
Bermain Parlay Sebagai Sumber Penghasilan
"Kita perlu untuk selalu mempersiapkan beberapa hal di menggerakkan ekonomi serta keuangan keseluruhnya termasuk juga ekonomi serta keuangan syariah yakni pembangunan yang perlu saat ini mengambil tehnologi yang tetap bergerak serta memerlukan infrastruktur untuk memberi dukungan," katanya dalam Komunitas Penelitian Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2020 di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Ia menjelaskan, pemerintah dalam ini terus lakukan beberapa beberapa langkah di mengambil tehnologi. Dimana dalam perubahan ekonomi pemerintah di Budget Penghasilan Berbelanja Negara (APBN) 2021 sampai hingga 2024 tetap akan membuat Information and Communication Technology (ICT).
"Di dalam rencana kita dapat memberi akses pada tehnologi info serta tehnologi digital yang saat ini adalah kewajiban buat kita di membuat daya junjung serta daya impak. Impak tehnologi ini diinginkan akan akselerasi pembangunan ekonomi keuangan syariah termasuk juga dari bagian inklusi keuangan," katanya.
Ia mengharap dengan tehnologi, karena itu ke depan akan dapat tingkatkan produktivitas serta bersaing dari industri-industri syariah di Indonesia. Sebab dengan kenaikan produktivitas serta daya saing karena itu mereka akan dapat memberi jawaban yang berkaitan serta terus diperlukan buat umat manusia saat ini serta mendatang.
"Oleh karenanya pemerintah akan terus tingkatkan serta memberikan dukungan beberapa kenaikan content tehnologi serta pengembangan termasuk juga di industri halal seperti industri makanan industri farmasi Industri keuangan atau industri manufaktur lainnya," katanya.
Awalnya, ditengah-tengah perlambatan ekonomi nasional karena pandmei Covid-19, perubahan ekonomi syariah mencatat perkembangan sampai Juli 2020. Kewenangan Layanan Keuangan (OJK) menulis asset keuangan syariah tumbuh mencapaiRp 1.639 triliun atau USD 111,86 miliar.
"Ditengah-tengah ketidaktetapan karena Covid-19 ini perubahan ekonomi syariah masih positif. Asset keuangan syariah tumbuh per Juli 2020 yang capai Rp 1.639 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner Kewenangan Layanan Keuangan (OJK), Wimboh Santoso dalam Komunitas penelitian Ekonomi Keuangan Syariah 2020, Jakarta, Senin (21/9/2020).
Selanjutnya Wimboh menjelaskan, angka itu tidak termasuk juga saham syariah yang alami kenaikan 20 %. Mengenai jumlah pasar sharing ekonomi syariah yaitu 9,86 %.
Kata Wimboh, ini memperlihatkan ekonomi syariah mempunyai ketahanan tinggi ditengah-tengah ketidaktetapan. Ekonomi syariah dipercayai siap memberikan dukungan pemercepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Ini memberikan keuangan syariah berkapasitas tahan tinggi, serta siap meendukung untuk percepata pemulihan ekonomi nasional," kata Wimboh.
Produk syariah banyak diperlukan oleh warga Indonesia yang berkemauan untuk melakukan investasi dengan cara halal, sesuai beberapa kaidah agama Islam. Apa di pasar modal Indonesia sudah ada produk syariah serta semacam apa memiliki bentuk?